BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah
proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.
Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha
baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak
diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Beberapa istilah
wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer,di Jerman
dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak
1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak
1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha
kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan
pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas
pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan
perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman
kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di
segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut
wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur)
mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka
mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait
dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Pengertian
kewirausahawan ?
2.
Ciri – ciri
dan karakteristik kewirausahaan ?
3.
Keuntungan
dan kerugian seperti apa yang didapat dari seseorang yang berwirausaha ?
4.
Kenapa
berfikir kreatif sangat diperlukan bagi seorang berwirausaha ?
5.
Manajemen dan strategi seperti apakah yang
dipakai oleh wirausahawan ?
6.
Bagaimana peran
kewirausahaan dalam perekonomian nasional ?
7.
Apa-apa saja tahap-tahap kewirausahaan ?
8.
Apa-apa saja sifat- sifat dari seorang
wirausaha ?
9.
Bagaimana hakekat kewirausahaan ?
10.
Imbalan
seperti apakah yang diterima oleh seorang wirausaha ?
1.3
Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui
pengertian kewirausahawan
2. Untuk
mengetahui ciri – ciri dan karakteristik kewirausahaan
3. Untuk
mengetahui keuntungan dan kerugian seperti apa yang didapat dari seseorang yang
berwirausaha
4. Untuk
mengetahui kenapa berfikir kreatif sangat diperlukan bagi seorang berwirausaha
5. Untuk mengetahui manajemen dan strategi seperti
apakah yang dipakai oleh wirausahawan
6. Untuk mengetahui peran kewirausahaan dalam perekonomian nasional
7. Untuk mengetahui tahap-tahap
kewirausahaan
8. Untuk mengetahui sifat- sifat dari seorang
wirausaha
9. Untuk mengetahui bagaimana hakekat
kewirausahaan
10. Untuk mengetahui imbalan seperti apakah yang diterima oleh seorang wirausaha
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kewirausahaan
Istilah
kewirausahaan (entrepreneur) pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke 18
oleh ekonom Perancis, Richard Cantillon). Adapun makna secara etimologis
wirausaha/wiraswasta berasal dari bahasa sanskerta, terdiri dari tiga suku kata
: “wira”, “swa”, “sta”. Wira berarti
manusia unggul, tangguh, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani,
pahlawan, pionir, pendekar/pejuang kemajuan, memiliki keagungan watak. Swa berarti sendiri, dan Sta berarti berdiri.
Istilah
kewirausahaan, pada dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam bahasa inggris di kenal dengan between taker atau go between. Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha
adalag orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi
untuk memanfaatkan peluang tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah
meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan
peluang dengan menciptakan suatu organisasi. Istilah wirausaha dan wiraswasta
sering digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak
berbeda.
Selain
itu, definisi kewirausahaan menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia
(INPRES) No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Me-masyarakatkan dan
Mem-budayakan kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dengan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha dan/atau kegiatan yang mengarah pada upaya
mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efesiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik
dan/atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
2.2 Ciri – ciri dan karakteristik kewirausahaan
Ciri-ciri seorang
wirausahaan adalah:
·Percaya diri
·Berorientasikan tugas
dan hasil
·Pengambil risiko
·Kepemimpinan
·Keorisinilan
·Berorientasi ke masa
depan
·Jujur dan tekun
Menurut Munawir Yusuf (1999)
Ciri kewirausahaan yaitu:
1. Motivasi berprestasi
2. Kemandirian
3. Kreativitas
4. Pengambilan resiko (sedang)
5. Keuletan
6. Orientasi masa depan
7. Komunikatif dan reflektif
8. Kepemimpinan
9. Locus of Contro
10. Perilaku instrumental
11. Penghargaan terhadap uang.
Ciri dan Kemampuan
Wirausahaan Tangguh:
· Berpikir
dan bertindak strategik, adaptif terhadap perubahan dalam berusaha mencari
peluang keuntungan termasuk yang mengandung resiko agak besar dan dalam
mengatasi masalah.
· Selalu
berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan dalam memuaskan
langganan.
· Berusaha
mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan (dan pengusahanya)
serta meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian intern.
· Selalu
berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan terutama dengan
pembinaan motivasi dan semangat kerja serta pemupukan permodalan.
2.3 Keuntungan dan kerugian seperti apa yang
didapat dari seseorang yang berwirausaha
v
Keuntungan
Berwirausaha
1.
Otonomi yaitu
pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang
“bos” yang memiliki kehendak terhadap kontrol bisnisnya.
2.
Tantangan awal dan
perasaan motif berprestasi
Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat
menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.
3. Kontrol finansial
Bebas dalam mengelola keuangan, dan merasa kekayaan
sebagai milik sendiri.
4. Memiliki legitimasi moral yang kuat untuk mewujudkan
kesejahteraan dan menciptakan kesempatan kerja.
Hal ini dikarenakan target entrepreneur adalah
masyarakat kelas menengah dan bawah, maka entrepreneur memiliki peran yang
sangat penting dalam proses trickling down effect.
v
Kerugian
Berwirausaha
1.
Pengorbanan persoanal
Pada awalnya, wirausaha harus bekerja dengan waktu
yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu yang tersedia untuk kepentingan
keluarga, rekreasi. Hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis.
2.
Beban tanggung jawab
Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik
pemasaran, keuangan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan.
3.
Kecilnya margin
keuntungan dan besarnya kemungkinan gagal
Karena
wirausaha menggunakan sumber daya miliknya sendiri, maka margin laba/keuntungan
yang diperoleh akan relatif kecil dan kemungkinan gagal juga ada.
2.4 Berfikir kreatif sangat diperlukan bagi
seorang berwirausaha
Menurut Zimmererr
(1996) untuk mengembangkan keteramplan berfikir, seseorang menggunakan otak sebelah
kanan. Sedangkan untuk belajar mengembangkan ketrampilan berpikir digunakan
otak sebelah kiri, ciri-cirinya :
1.
Selalu bertanya : Apa
ada cara yang lebih baik?
2.
Selalu menantang kebiasaan,
tradisi dan kebiasaan rutin
3.
Mencoba untuk melihat
masalah dari perspektif yang berbeda
4.
Menyadari kemungkinan
banyak jawaban ketimbang satu jawaban yang benar
5.
Melihat kegagalan dan
kesalahan sebagai jalan untuk mencapai sukses
6.
Mengkorelasikan ide-ide
yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan pemecahan inovasi
7.
Memiliki ketrampilan
helicopter yaitu kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan rutin dan melihat
permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannnya pada
kebutuhan untuk berubah.
2.5 Manajemen dan
strategi seperti apakah yang dipakai oleh wirausahawan
Menyangkut semua
kekuatan perusahaan yang menjamin bahwa usahanya betul-betul eksis. Bila bahasa
baru ingin berhasil , maka wirausaha harus memiliki empat kompetensi,
diantaranya:
1) Fokus
pada pasar, bukan pada teknologi
2) Buat
ramalan pendanaan untuk menghindari tidak terbiayainya perusahaan
3) Bangun
tim managemen, buakn menonjolkan perorangan
4) Beri
peran tertentu, khusus bagi wirausaha penemu
Jika managemen
kewirausahaan menyangkut lingkungan internal perusahaan, makastrategi
kewirausahaan menyangkut kesesuaian kemampuan internal dan aktivitas
perusahaan dengan lingkukngan eksternal, dimana perusahaan harus bersaing
dengan menggunakan kepetusan-keputusan strategis. Dalam melakukan strategi
usahanya, wirausaha biasanya menggunakan salah satu strategi dari empat
strategi, sebagai berikut:
1. Berada pertama di
pasar dengan prodek dan jasa baru
2. Posisikan produk
dan jasa baru tersebut pada relung pasar yang tidak terlayani
3. Fokuskan barang
dan jasa pada relung yang kecil tetapi bisa bertahan
4. Mengubah
karakteristik produk, pasar atau industri
2.6 Peran kewirausahaan dalam perekonomian nasional
Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun
eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat
kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta
meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan
dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya
tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha,
tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang.
Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap
naiknya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian
secara nasional. Selain itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat
kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh karena tingginya pengangguran.
Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam
melakukan wirausaha. Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:
1. Menciptakan lapangan kerja
2. Mengurangi pengangguran
3. Meningkatkan pendapatan masyarakat
4. Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga
kerja, modal dan keahlian)
5. Meningkatkan produktivitas nasional
2.7 Tahap-tahap kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha di bagi menjadi :
1) Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan
usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat
peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi,
atau melakukan ‘’franchising’’]Tahap ini juga memilih jenis usaha
yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.
2) Tahap melaksanakan usaha
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola
berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan,
SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil
risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
3) Tahap mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan
hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti
sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4) Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong
positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha
menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
2.8 Sifat- sifat dari seorang wirausaha
1. Sifat-sifat
seorang wirausaha adalah:
- Memiliki
sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
- Selalu berusaha
untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan,
memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
- Memiliki
kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
- Bertingkah laku
sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan
kritik yang membangun.
- Memiliki
inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan
bisnis yang luas.
- Memiliki persepsi dan cara pandang yang
berorientasi pada masa depan.
- Memiliki keyakinan
bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
2. Sikap wirausaha
Dari daftar ciri dan
sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang
wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
1) Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan
harus memiliki kedisiplinan yang tinggi Arti dari kata disiplin itu sendiri
adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya\
Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu,
kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainyaKetepatan terhadap waktu, dapat
dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan waktu yang direncanakan Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai
macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih
keberhasilan Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat
dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut Wirausahawan harus
taat azas Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki
kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan Ketaatan
wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari
kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
2) Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang
dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lainDalam
melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang
jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen
terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan
dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya Sedangkan contoh komitmen
wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima
yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan
harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan
sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya
terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya
wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak
pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan
yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
3) Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang
dilupakan oleh seorang wirausahawanKejujuran dalam berperilaku bersifat
kompleks Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang
ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai
pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang
terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan Kreatif dan Inovatif.
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang
wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi Daya kreativitas
tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan
gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama
ini di pasar Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh
ruang, bentuk ataupun waktuJustru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan
terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh
gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
4) Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut
dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain
dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya,
tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lainKemandirian merupakan sifat mutlak
yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan Pada prinsipnya
seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan
usahanya.
5) Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut
mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam
setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya]Banyak
seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya
mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis,
obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya Karena itu
dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang
saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang
dirintis.
2.9 Hakekat kewirausahaan
Dari beberapa konsep yang
ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13),
yaitu :
1. Kewirausahaan
adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber
daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad
Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan
adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability
to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan (Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai
suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto
Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang
baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi
nilai lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru
untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki
produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan
kepuasan kepada konsumen.
2.10 Imbalan
seperti apakah yang diterima oleh seorang wirausaha
Tiap orang tertarik kepada kewirausahaan
karena berbagai imablan yang dapat dikellompokkan dalam tiga kategori dasar :
Laba, kebebasan, dan kepuasan dalam menjalani hidup.
A.
Imbalan Berupa Laba
Wirausaha
mengharapkan hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan uang yang
diinvestasikan tetapi juga memberikan imbalan yang pantas bagi resiko dan
inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Dengan
demikian imbalan berupa laba merupakan motofasi yang kuat bagi
wirausahatersebut.
Laba adalah salah satu cara dalam mempertahankan nilai perusahaan. Beberapa
wirausaha mungkin mengambil laba bagi dirinya sendiri atau membagikan laba
tersebut, tetapi kebanyakan wirausaha puas dengan laba yang pantas.
B.
Imbalan Berupa Kebebasan
Kebebasan untuk
menjalankan perusahaannya merupakan imbalan lain bagi seorang wirausaha. Hasil
survey dalam bisnis berskala kecil tahun 1991 menunjukkan bahwa 38% dari
orang-orang yang meninggalkan pekerjaan nya di perusahaan lain karena mereka
ingin menjadi bos atas perusahaan sendiri. Beberapa wirasuaha menggunakan
kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan perilaku kerja pribadnya secara
fleksibel. Kenyataannya banyak wirausaha tidak mengutamakan fleksibiltas disatu
sisi saja. Akan tetapi wirausaha menghargai kebebasan dalam karir
kewirausahaan, seperti mengerjakan urusan mereka dengan cara sendiri, memungut
laba sendiri dan mengatur jadwal sendiri.
C. Imbalan Berupa Kepuasan Dalam Menjalani Hidup
Wirausaha sering
menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam menjalankan bisnisnya sendiri.
Pekerjaan yang mereka lakukan memberikan kenikmatan yang berasal dari kebebasan
dan kenikmatan ini merefleksikan pemenuhan kerja pribadi pemilik pada barang
dan jasa perusahaan. Banyak perusahaan yang dikelolah oleh wirausaha tumbuh
menjadai besar akan tetapi ada juga yang relative tetap berskala kecil.
Golongan
wirausaha dan pengusaha
v
Golongan Pengusaha
Besar
Pengusaha Besar adalah seseorang yang Memiliki modal
yang besar untuk berbisnis sampai ke mancanegara dan biasa nya memiliki banyak
karyawan. Contoh Pengusaha Besar : Pengusaha Penjualan Konstruksi Bangunan
“Krakatau Steel Cilegon”.
v
Golongan Pengusaha
Menengah
Menengah adalah Seseorang yang memiliki modal yang
lumayan, biasa nya target untuk pengusaha Menengah adalah pasaran lokal yang
berada di negara sendiri, pengusaha menengah pun memiliki beberapa orang
karyawan tetapi tidak sampai sebanyak pengusaha Besar.
Contoh Pengusaha Menengah adalah : Pengusaha
Restaurant yang Berada di Pantai Indah Kapuk.
v
Golongan Pengusaha
Kecil
Pengusaha Kecil adalah Pengusaha yang biasanya target
berada di dalam lingkup sekitar lingkungan nya saja, dan biasanya modal yang di
butuhkan tidak besar ataupun harus memiliki seorang karyawan yang terdapat pada
golongan besar dan menengah,
Contoh Pengusaha Kecil: Penjual Gorengan yang berada
di sekitar kita, ataupun Penjual Nasi Uduk.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah
proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.
Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan
sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang
dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Dan
keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh sifat dan
kepribadian seseorang. The officer of Advocacy of
Small Business Administration. bahwa kewirausahaan yang berhasil
pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian.
Terdapat beberapa ciri – ciri dan karakteristik kewirausahaan.
Ciri-ciri seorang wirausahaan adalah:
·Percaya diri
·Berorientasikan tugas
dan hasil
·Pengambil risiko
·Kepemimpinan
·Keorisinilan
·Berorientasi ke masa
depan
·Jujur dan tekun
3.2 Saran
Disarankan bagi mahasiswa yang
nantinya akan memulai berwirausaha untuk meneladani dan dapat mencontoh sikap,
karakteristik, dan sebagainya dari apa yang tertulis di Bab Pembahasan di atas.
Seorang wirausaha memang perlu untuk menghadapi sebuah risiko, karena dari
proses risiko itu sendiri nantinya akan membawa sesuatu yang besar. Dan juga
semangat, kerja keras, ulet, serta tidak putus asa sikap yang sangat dibutuhkan
oleh seorang wirausaha agar terus berkarya dengan usaha yang di jalankannya.